Selasa, 18 Agustus 2015


Gangguan Pertumbuhan Pada Remaja


Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak dengan dewasa dimana pada masa itu terjadi perubahan biologis, intelektual, psikologi, sosial dan ekonomi. Selama periode ini, individu mengalami kematangan fisik dan seksual maupun peningkatan kemampuan dan pengambilan keputusan.


Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :
1.   Early adolescent (11-14 th)
2.   Middle adolescent (15-17 th)
3.   Late adolescent (18-20 th)
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.

Hal-Hal yang Memengaruhi Pertumbuhan Remaja
Pertumbuhan anak merupakan proses interaksi berbagai hal, seperti faktor genetik, lingkungan, nutrisi, serta faktor endokrin. Pertumbuhan pada anak terjadi terutama pada lempeng epifisis yang merupakan tempat terjadinya deposisi tulang sehingga terjadi penambahan tinggi badan. Beberapa hormon dan faktor yang terlibat dalam proses pertumbuhan antara lain.
a.       Hormon Tiroid
Hormon tiroid berperan penting dalam maturasi tulang pada masa prenatal dan pasca natal serta proses mielinisasi sistim saraf pusat.  Hormon tiroid mempunyai efek pada sekresi hormone pertumbuhan, mempengaruhi kondrosit secara langsung serta memacu kondrosit. Kekurangan hormone tiroid pada masa anak akan menyebabkan perlambatan pertumbuhan dan retardasi maturasi tulang.
b.      Hormon seks
Hormon steroid seks berperan penting dalam proses diferensiasi seks. Testosteron pada laki-laki dihasilkan oleh sel Leydig. Pada periode pubertas, testosterone berperan dalm proses pacu tumbuh serta menginduksi pertumbuhan seks sekunder. Ovarium menghasilkan estrogen dalam bentuk estradiol. Pada periode pubertas kadar estrogen akan meningkat dan menginduksi tanda-tanda seks sekunder pada wanita. Estrogen juga merangsang terjadinya pacu tumbuh pada wanita.
c.       Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan berperan dalam seluruh fase pertumbuhan baik prenatal dan pasca natal. Hormon pertumbuhan ini akan meningkatkan produksi IGF-1 yang terutama dihasilkan oleh hepar dan kemudian akan menstimulasi produksi IGF-1 lokal dari kondrosit. Hormon pertumbuhan ini dikeluarkan secara episodic dan hamper selalu terdapat kadar yang sangat rendah. Setiap hari umumnya terdapat 8 sampai 9 kali peningkatan kadar hormone pertumbuhan selama 1-20 menit. Hormon pertumbuhan ini meningkat pada waktu olah raga dan pada waktu tidur. Pada periode pubertas, sekresi hormone pertumbuhan akan sangat meningkat secara bersamaan dengan peningkatan hormone steroid seks yang akna menyebabkan pacu tumbuh.
d.      Insulin
Hormon insulin ternyata juga berpengaruh pada pertumbuhan pasca natal. Pada anak dengan diabetes mellitus, yang tidak terkontrol terjadi resisitensi relative terhadap hormone pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan pada anak diabetes mellitus juga disebabkan oleh penurunan kadar IGF-1.
e.       Nutrisi
Pentingnya peran nutrisi dalam proses kecepatan tumbuh dan tinggi akhir dapat dijelaskan dengan adanya secular trends pasca perang dunia II di Jepang. Tinggi anak laki-laki pada usia 17 tahun meningkat 6,6 cm dan anak perempuan meningkat 3,1 cm pada tahun 1967. Pada tahun 1988 peningkatan menjadi 9,7 cm pada anak laki-laki dan 5,7 cm pada anak perempuan. Secular trends ini disebabkan oleh meningkatnya keadaan sosioekonomi serta perubahan pola makanan, terutama meningkatnya konsumsi makanan barat.
 
Apa yang Dimaksud Gangguan Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan pada pubertas dapat dibagi atas perawakan pendek dan perawakan tinggi. Perawakan pendek merupakan terminologi untuk tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Sedangkan perawakan tinggi didefinisikan tinggi badan berada di atas +2 SD atau diatas persentil 97 dari kurva pertumbuhan.
Pertumbuhan normal akan menggambarkan keadaan kesehatan anak tersebut. Untuk menilai pertumbuhan anak kita harus tahu cara/metode pengukuran tinggi anak secara akurat dan memasukkan ukuran tersebut pada kurva pertumbuhan, sehingga bisa dihindari kesalahan diagnosis karena kesalahan teknik pengukuran dan dapat dinilai tinggi badan anak secara pasti.

Remaja dengan Perawakan Pendek
Perawakan pendek yang dikategorikan variasi normal adalah familial short stature (perawakan pendek familial) dan Constitusional Delay of Growth and Puberty (CDGP). Perawakan pendek familial ditandai oleh pertumbuhan yang selalu berada di bawah persentil 3, kecepatan pertumbuhan normal, tinggi badan kedua atau salah satu orang tua yang pendek, tinggi akhir di bawah persentil 3. Constitusional delay of growth and puberty ditandai oleh perlambatan pertumbuhan pada 3 tahun pertama, pertumbuhan linear normal pada masa prapubertas, maturasi seksual terlambat dan tinggi akhir biasanya normal.

Penyebab Gangguan Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan juga bisa disebabkan kekurangan hormon pertumbuhan. Anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan mempunyai gambaran klinis yang bervariasi tergantung dari beratnya defisiensi yang digambarkan oleh hasil tes hormone pertumbuhan. Anak dengan pertumbuhan dibawah normal harus dicurigai mengalami kekurangan hormon pertumbuhan. Ciri-ciri kekurangan hormone pertumbuhan yaitu tinggi badan di bawah persentil3 atau -2 SD, usia tulang > 2 tahun, kadar hormone pertumbuhan < 7 ng/ml. Anak dengan variasi normal perawakan pendek biasanya tidak memerlukan pengobatan, sedangkan anak dengan kelainan patologis memerlukan terapi sesuai dengan etiologinya. Anak dengan kekurangan hormon pertumbuhan sekarang dapat diberikan terapi dengan hormon pertumbuhan. Terapi dengan menggunakan hormon pertumbuhan sintetik telah dimulai sejak tahun 1985. Tujuan pengobatan dengan hormon pertumbuhan adalah untuk memperbaiki prognosis tinggi badan dewasa. Dari berbagai penelitian, hasil tinggi akhir anak yang mendapatkan terapi hormon pertumbuhan jauh lebih baik dibandingkan prediksi tinggi badan pada awal pengobatan.

Remaja dengan Perawakan Tinggi
Anak dengan perawakan tinggi mempunyai tinggi badan diatas + 2 SD atau diatas persentil 97. Terdapat penyebab perawakan tinggi yaitu gigantisme, hipertiroid, gangguan hormone seks, gangguan hormon adrenal, kelainan genetik seperti sindrom klnefelter, sindrom marfan. Terapi untuk perawakan tinggi dilakukan pada remaja dengan prediksi tinggi akhir yang berlebihan. Terapi supresi pertumbuhan ini harus dibicarakan dengan anak dan orang tua, mengenai tinggi badan yang masih bisa ditolerir. Pengobatan yang diberikan untuk anak laki-laki menggunakan testosterone dan pada remaja putri menggunakan estrogen.

Menangani Gangguan Pertumbuhan
Walaupun penanganan masalah pertumbuhan biasanya tidak mendesak, diagnosis dan penanganan lebih dini dapat membantu anak untuk mengejar dan meningkatkan tinggi akhir mereka.
Jika kondisi medis yang mendasari diidentifikasi, terapi spesifik dapat memperbaiki pertumbuhan. Sebagai contoh, gagal tumbuh akibat hipotiroidisme biasanya diterapi dengan pil pengganti hormon tiroid.
Injeksi hormon pertumbuhan untuk anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan, sindrom turner dan gagal ginjal kronik dapat membantu anak untuk mendekati tinggi normal mereka. Hormon pertumbuhan eksternal ini dinilai cukup aman dan efektif, walaupun terapi ini diperlukan waktu lama dan tidak semua anak memberikan respons yang baik. Selain itu, terapi hormon pertumbuhan ini pun cukup memakan biaya.
Sementara untuk anak pendek akan tetapi tidak mengalami defisiensi hormon pertumbuhan, FDA baru menyetujui pemberian hormon pertumbuhan eksternal ini jika diperkirakan anak-anak ini akan mencapai tinggi akhir yang sangat pendek (kurang dari 150 cm untuk anak perempuan dan kurang dari 163 cm untuk anak laki-laki). Batasan tinggi ini mungkin tidak berlaku untuk bangsa Indonesia yang secara genetik memang lebih pendek dari bangsa Amerika atau Eropa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar