Kamis, 17 Mei 2018




GIZI DAN KANKER  

KANKER adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal, yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar.
Penyebab kematian NO.7 di Indonesia setelah stroke, TBC, hipertensi, cidera, perinatal, dan Diabetes

KENALI PENYEBABNYA
1.   Bahan kimia
2.   Radiasi      
3.   Genetik      
4.   Pola makan
5.   Gaya hidup

WASPADA GEJALA
     Perubahan pada kulit
     Demam berkepanjangan
     Batuk dan berdarah
     Gangguan buang air
     Benjolan pada payudara
     Perut kembung
     Nyeri ulu hati
     Perdarahan di luar waktu mestruasi
     Perubahan pada mulut
     Rasa sakit saat menelan
     BB turun secara drastis

TUJUAN DIET
     Memberikan makanan seimbang sesuai dengan penyakit dan daya terima pasien.
     Mencegah / menghambat penurunan BB.
     Mengurangi rasa mual, muntah, dan diare.
  Mengupayakan perubahan sikap & perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien & keluarganya.

BAGAIMANA MENGATASI MASALAH MAKAN ?
     Kesulitan mengunyah dan menelan
    Minum menggunakan sedotan.
    Makanan/minuman diberikan dengan suhu kamar/dingin.
    Bentuk makanan disaring atau cair.
    Hindari makanan bergas, asam atau asin.
     Mulut kering
    Makanan/minuman diberikan dengan suhu dingin.
    Bentuk makanan cair.
    Kunyah permen karet atau hard candy.
      Anoreksia
    Makan makanan yang disukai.
    Hindari minum sebelum makan.
    Tekankan bahwa makan adalah bagian penting dalam program pengobatan.
    Olahraga sesuai kemampuan penderita.
     Perubahan pengecapan
    Makanan/minuman diberikan dengan suhu kamar atau dingin.
    Tambahkan bumbu makanan untuk menambah rasa.
    Minuman diberkan dalam bentuk segar (Sari buah, Jus).
     Mual dan muntah
    Beri makanan kering.
    Hindari makanan berbau tajam, berlemak, manis.
    Makan dan minum perlahan.
    Batasi cairan saat makan.
    Tidak tiduran setelah makan.

PENCEGAHAN
1.   Makanan
Kurangi makanan berlemak tinggi
Makan makanan kaya serat
Konsumsi vitamin A, C, E (Antioksidan)
Hindari makanan siap saji / makanan yang diawetkan
2.   Hindari minuman beralkohol
3.   Rutin berolahraga
4.    Hindari stress
5.    Hindari kebiasaan merokok
6.    Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur


Selasa, 15 Mei 2018



Marhaban Ya Ramadhan 1439 H

  Dalam rangka menyambut bulan Suci 
Ramadhan RSUP Fatmawati mengadakan Acara siraman rohani “ Marhaban Ya Ramadhan 1439H”, acara ini diadakan di Ruang Pertemuan Dr. Soejoto lantai III gedung induk. yang dihadiri oleh Direktur Utama , Jajaran direksi dan karyawan- karyawati RSUP Fatmawati.
Acara ini di mulai dengan Pembacaan Ayat Suci al-Qur’an dan sambutan dari Direktur Utama dr. Moch.Syafak Hanung, Sp.A MPH dilanjutkan dengan Siraman Rohani dengan Penceramah DR. Umar Ibrahim,MA dan acara ini ditutup dengan pembacaan doa dan saling bermaaf - maafan.







GAGAL JANTUNG KONGESTIF/CHF

         Gagal Jantung Kongestif/CHF  merupakan kegagalan jantung dalam memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Hal ini terjadi karena kelainan pada otot – otot jantung sehinggga tidak bisa bekerja secara normal.

JENIS GAGAL JANTUNG
1.   Gagal jantung sebelah kiri
Ventrikel kiri jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh menyebabkan tubuh kekurangan darah yang mengandung oksigen.
2.   Gagal jantung sebelah kanan
Kerusakan pada ventrikel kanan jantung yang menyebabkan proses pengambilan oksigen di dalam paru – paru oleh darah tidak  berjalan dengan baik.
3.   Gagal jantung sistolik
Otot jantung tidak dapat berkontraksi dengan baik sehingga proses penyaluran darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu.
4.   Gagal jantung diastolik
Jantung sulit terisi darah akibat kekakuan pada otot organ tersebut.

GEJALA GAGAL JANTUNG
1.   Sesak napas, baik ketika beraktivitas maupun beristirahat.
2.   Tubuh terasa lelah sepanjang waktu.
3.   Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki.

PENGOBATAN GAGAL JANTUNG
Keefektifan pengobatan gagal jantung bukan hanya tugas dokter namun juga harus didukung oleh kerjasama dari pasien dengan menjalani pola hidup sehat.

PENCEGAHAN GAGAL JANTUNG
1.   Mengkonsumsi makanan sehat dan membatasi asupan garam, lemak dan gula.
2.   Menjaga berat badan dengan berolahraga secara rutin.
3.   Berhenti merokok dan membatasi konsumsi minuman keras.
4.   Menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah pada batas sehat.

Senin, 14 Mei 2018


Kunjungan DPR RI ke RSUP Fatmawati

Jakarta 14 Mei 2018, RSUP Fatmawati menerima kunjungan dari perwakilan Sekretaris Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI dalam rangka kunjungan lapangan terkait monitoring pendistribusian Majalah dan Buletin Parlementaria di RSUP Fatmawati.
Rombongan diterima di Ruang Rapat Soevatchara Witoelar Gedung Induk Lantai 1 oleh Kepala Instalasi Promosi Kesehatan dan Humas yang didampingi oleh perwakilan dari Bagian Umum, jumlah rombongan terdiri dari 8 orang yang merupakan tim dari pendistribusian Majalah dan Buletin parlementaria yang selama ini didistribusikan ke RSUP Fatmawati untuk dapat dibaca dan diambil secara gratis oleh pengunjung RSUP Fatmawati, Majalah atau buletin ini dapat memberikan informasi tentang kegiatan, perkembangan dan hasil kinerja DPR kepada masyarakat luas.
Selesai melakukan pembicaraan antara RSUP Fatmawati dengan tim dilanjutkan dengan pemberian cinera mata dari Tim ke RSUP Fatmawati maupun sebaliknya.



Kamis, 10 Mei 2018



STUNTING (PERAWAKAN PENDEK)


   PENGERTIAN STUNTING
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi dalam jangka panjang atau infeksi berulang sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

BAGAIMANA MENGETAHUI ANAK STUNTING ?
Dengan mengukur tinggi badan anak dan membandingkan tinggi badan anak dengan standar WHO.
Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar baku WHO - MGRS (Multicentre Growth Reference Study) tahun 2005, nilai z-scorenya kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD.

APA PENYEBAB STUNTING ?
     Asupan Gizi
    Kurangnya asupan gizi sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun (1000 HPK).
     Keadaan Kesehatan        
     Usia balita yang rentan terhadap penyakit infeksi atau adanya infeksi yang berulang.
     Berat  Badan Lahir
Ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).


DAMPAK STUNTING
1.   Jangka Pendek
§  Perkembangan terhambat.
§  Penurunan fungsi kognitif (kecerdasan).
§  Penurunan fungsi kekebalan tubuh.
2.   Jangka Panjang
§  Pada masa dewasa, risiko tinggi timbul penyakit degeneratif
ü Diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
§  Rendahnya produktivitas ekonomi
ü Rata – rata kehilangan 22% dari pendapatan tahunan di masa dewasa.

UPAYA PENANGGULANGAN STUNTING
1.   Pada Ibu Hamil
Ø Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis.
Ø Program untuk mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.
Ø Program untuk mengatasi kekurangan iodium.
Ø Pemberian obat cacing untuk menanggulangi kecacingan pada ibu hamil.
Ø Program untuk melindungi ibu hamil dari Malaria.
2.   Pada Ibu Menyusui dan Bayi 0 – 6 bulan
Ø Persalinan ditolong bidan atau dokter terlatih, begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Jolong (kolostrum).
Ø Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif).
Ø Imunisasi dasar, pantau tumbuh kembang secara rutin setiap bulan, dan penanganan bayi sakit secara tepat.
3.   Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
Ø  Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP – ASI.
Ø  Menyediakan obat cacing.
Ø  Menyediakan suplementasi zink.
Ø  Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
Ø  Memberikan perlindungan terhadap malaria.
Ø  Memberikan imunisasi lengkap.
Ø  Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
4.   Memantau pertumbuhan Balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
5.   Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.