Sabtu, 23 Desember 2017

PERINGATAN HARI IBU
22 Desember 2017

        Jakarta, 22 Desember 2017  RSUP Fatmawati memperingati hari Ibu bertempat di lobby gedung induk  acara diawali dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan lomba fashion show oleh Direktur Utama RSUP Fatmawati Dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A, MPH.
Sebelum acara lomba fashion show acara diawali dengan senam gemu pamire yang diikuti oleh Jajaran Direksi,  peserta lomba fashion show dan para tamu yang hadir.
Lomba fashion show diikuti oleh Direksi, para kepala bagian dan kepala bidang, kepala instalasi serta karyawati RSUP Fatmawati, penilaian dilakukan oleh persatuan dharma wanita bersama dengan Direksi RSUP Fatmawati.

Adapun pemenang lomba fashion show ini, antara lain :
    Juara Harapan 3        : Dr. Irianny Pudjiastuti, MARS (KMMR)
    Juara Harapan 2        : Retno Widyastuti (KPPI)
    Juara Harapan 1        : Sri Hermiyati (Komite K3)
    Juara 3                       : Dr. Rahmi Handayani, SpKJ (Bidang Fasilitas Medik)
    Juara 2                      : Dr. Wirda (Bagian SDM)
    Juara 1                      :  Nelly Tarigan (Bidang Pelayanan Medik)

Di lanjutkan  dengan menyapa dan berbagi kepada pasien rawat inap kelas 3 


         




 

Selasa, 19 Desember 2017

KUNJUNGAN KERJA DPRD PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DIDAMPINGI RSUD  ULIN BANJARMASIN KE RSUP FATMAWATI

          Jakarta, 18 Desember 2017 pukul 10.00 WIB RSUP Fatmawati menerima kunjungan kerja dari DPRD Provinsi  Kalimantan Selatan yang didampingi RSUD Ulin kota Banjarmasin dalam rangka studi komparasi terkait penambahan tempat tidur untuk rumah sakit tipe A Pendidikan.
Kunjungan diterima langsung oleh Direktur Utama RSUP Fatmawati Dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A, MPH dan didampingi oleh Direktur Medik dan Keperawatan Dr. Loli J. Simanjuntak, Sp.PD, MARS serta pejabat lainnya di lingkungan RSUP Fatmawati.
Jumlah tamu yang berkunjung sekitar 16 orang yang terdiri dari perwakilan DPRD Provinsi Kalimantan Selatan serta para pejabat dari RSUD Ulin kota Banjarmasin.
Rangkaian kegiatan diawali dengan sambutan dari Direktur Utama RSUP Fatmawati yang dilanjut dengan perkenalan dengan perwakilan dari DRPR Kalimanatan Selatan serta RSUD Ulin Banjarmasin, paparan materi tentang kapasitas tempat tidur di RSUP Fatmawati dilakukan oleh Direktur Medik dan Keperawatan Dr. Loli Simanjuntak, Sp.PD, MARS yang dilanjutkan dengan pemberian dan penerimaan cindera mata dari RSUP Fatmawati kepada DPRD Kalimantan Selatan begitu pula sebaliknya.
Selanjutnya acara Diskusi yang dipimpin oleh Direktur Medik dan Keperawatan Dr. Loli Simanjuntak, Sp.PD, MARS, serta sharing informasi terkait kapasitas tempat tidur di RSUP Fatmawati yang dijelaskan pula oleh Direktur Utama RSUP Fatmawati.
Tujuan kunjungan kerja ini mengutamakan tentang informasi kapasitas tempat tidur di RSUP Fatmawati dikarenakan di RSUD Ulin Kota Banjarmasin akan melakukan penambahan fasilitas tempat tidur sesuai kapasitas yang telah ada di RSUD Ulin Banjarmasin.

Kunjungan dilakukan ke ruang rawat inap kelas 1, tujuannya melihat penataan fasilitas kelas 1 perawatan di Instalasi Anggrek



Jumat, 08 Desember 2017





WORKSHOP KEARSIPAN DAN TATA PERSURATAN




           Jakarta, 7 Desember 2017 Dalam rangka Gerakan Nasional Sadar dan Tertib Arsip (GNSTA) serta tindak lanjut Permenkes no. 14 tahun 2017 RSUP Fatmawati mengadakan sosialisasi tata naskah dinas di lingkungan RSUP Fatmawati dan workshop kearsipan untuk melatih tenaga administrasi di satuan kerja dilingkungan RSUP Fatmawati yang bertujuan agar tenaga administrasi tersebut dapat melaksanakan penataan arsip dan penyusutan arsip aktif disatker masing-masing.

      Acara tersebut dibuka oleh Kepala Bagian Umum bapak Irawadi Lubis, S.Sos bertempat di ruang HE. Tardan Gedung Induk lantai 3 RSUP Fatmawati. acara berlangsung mulai pukul 09.00 -  12.30 WIB dengan pemberi materi Bapak Irawadi Lubis, S.Sos. (Kepala Bagian Umum) B



apak Agus Susanto (Kepala Sub. Bagian TU) dan Ibu Erni (Arsiparis berprestasi).

Kamis, 16 November 2017



KERATOSIS SEBOROIK



Keratosis seboroik (KS) merupakan tumor jinak berwarna coklat sampai kehitaman pada kulit. Umumnya keratosis seboroik mengenai usia tua yaitu mulai dekade ke-5. Semakin bertambah usia, semakin besar kemungkinan timbul KS. Pada usia yang lebih muda usia 30 dan 40 dapat dijumpai Keratosis seboroik dengan bentuk yang lebih datar, dan dapat dipengaruhi faktor genetik. Namun pada usia anak-anak kelainan ini jarang terjadi.
Walaupun tidak ada faktor etiologi khusus yang dapat diketahui, KS lebih sering muncul pada daerah yang terpapar sinar matahari, terutama pada daerah leher dan wajah, juga daerah ekstremitas. Umumnya tidak ada gejala yang dirasakan pada lesi KS, namun beberapa dapat merasakan gatal. Benjolan kehitaman dapat mengganggu penampilan karena lokasi yang umumnya di area yang terlihat.
Keratosis seboroik terbentuk dari proliferasi sel kulit paling luar yaitu epidermis, perkembangannya dipengaruhi oleh Epidermal Growth Factor (EGF). Proliferasi dari keratinosit memacu aktivasi dari melanosit disekitarnya dengan mensekresi melanocyte-stimulating cytokines, sehingga lesi KS terlihat berwarna gelap (hiperpigmentasi).
Bentuk kelainan KS adalah berupa bintil-bintil (papul) kecoklatan sampai kehitaman pada area wajah, leher dan ekstremitas, namun dapat juga dijumpai pada area kulit lain.

Terdapat beberapa pilihan terapi yang dilakukan untuk menghilangkan KS, yaitu
1.    Bedah listrik (elektrokauter)
Terapi ini menggunakan alat elektrokauter, lesi KS akan dihancurkan langsung melalui pemanasan dengan listrik. Metode ini memerlukan pengolesan anestesi topikal berupa krim anestesi 30-60 menit sebelum tindakan sebelum tindakan untuk mengurangi rasa nyeri.
2.    Cryotherapy atau bedah beku
Digunakan cairan nitrogen untuk membekukan keratosis seboroik. Tindakan ini akan membekukan lesi, sehingga terbentuk lepuhan yang selanjutnya akan mengering dan membentuk keropeng. Dalam waktu beberapa minggu, keratosis biasanya akan lepas sendiri.

3.    Laser
Lesi KS juga dapat dihilangkan dengan menggunakan sinar laser yang akan secara langsung menghancurkan lesi KS. Laser yang digunakan misalnya laser CO2 atau laser lain yang bersifat ablatif. Di Rumah sakit Fatmawati tersedia laser yellow dengan menggunakan mode ablatif yang dapat menghilangkan KS.

4.    Bedah minor
Untuk lesi KS yang berukuran besar dapat juga dilakukan bedah eksisi dengan pisau bedah. Metode ini memerlukan anestesi lokal, dengan cara menyuntikan cairan anestesi pada area lesi untuk mengurangi rasa nyeri.