Jumat, 24 Juli 2015

PUBERTAS

HARI ANAK NASIONAL 23 JULI 2015 TEMA "ANAK INDONESIA SEHAT,KREATIF DAN BERAKHLAK MULIA"

PUBERTAS ;
Peralihan Anak-anak Menjadi Dewasa


Pubertas merupakan hal yang normal dialami oleh remaja. Pubertas merupakan tahap penting dalam proses tumbuh kembang anak. Perubahan fisik yang mencolok terjadi selama proses ini, kemudian diikuti perkembangan ciri-ciri seksual sekunder, perubahan komposisi tubuh serta perubahan maturasi tulang yang sepat, diakhiri dengan menutupnya epifisis serta terbentuknya perawakan akhir dewasa. Perubahan fisik selama pubertas terjadi akibat perubahan hormonal yang berlangsung saat pubertas. Pubertas merupakan proses biologis kompleks yang terjadi pada peralihan masa anak-anak dan dewasa yang berlangsung dalam beberapa tahap dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik, nutrisi, lingkungan dan sosial ekonomi.



Gejala pubertas dapat ditinjau secara fisik dan psikis (kejiwaan/emosional)
1.      Pubertas Secara Fisik
Pubertas secara fisik dapat dilihat dari perubahan tubuh, meliputi perubahan tanda kelamin primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh hormone yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormone estrogen.

Ciri-ciri pubertas secara fisik dapat dilihat sebagai berikut;
Laki-laki
Perempuan
a.    Ciri kelamin primer
-          Organ kelamin telah mampu menghasilkan sperma di dalam testis.
-          Organ kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki pertama kali mengalami “mimpi basah” yang mengeluarkan sperma atau air mani.
b.   Ciri kelamin sekunder
-          Mulai tumbuh jakun
-          Tumbuh kumis atau jenggot
-          Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat
-          Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin
-          Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol
-          Bahu mulai melebar melebihi bagian pinggul
-          Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori tampak membesar
-          Kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka
a.       Ciri kelamin primer
-          Organ kelamin telah mampu menghasilkan sel telur di dalam indung telur (ovarium).
-          Organ kelamin mulai berfungsi. Pada perempuan ditandai dengan mengalami menstruasi pertama kali.
b.      Ciri kelamin sekunder
-          Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul
-          Pinggul melebar
-          Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin
-          Suara lebih nyaring
-          Kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka


2.      Pubertas Secara Psikis
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan hormonal yang mempengaruhi kondisi psikologis dan tingkah laku. Adapun ciri pubertas secara psikis dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Mencari identitas diri
Dalam usaha mencari identitas diri, remaja sering menentang karena dirasa membelenggu kebebasannya. Meskipun cara berpikirnya belum dewasa namun remaja tidak mau dikatakan sebagai anak-anak. Remaja sering melakukan hal coba-coba karena rasa ingin tahu yang besar.
b.     Mulai tertarik kepada lawan jenis
Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa. Wajar bila remaja mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis. Namun demikian pernikahan pada usia remaja belum diperbolehkan karena secara mental belum siap. Kehamilan pada usia remaja dapat berpengaruh negative baik pada diri remaja maupun bayi yang ada di kandungannya.

Untuk mengantisipasi perkembangan dan pendewasaan dirinya, para remaja seharusnya menerima informasi yang lengkap, tepat dan tidak menyesatkan sesuai dengan umur dan tumbuh kembangnya. Remaja perlu mengetahui dengan benar dan dapat memanfaatkan informasi tadi untuk meningkatkan status kesehatannya dari keluarga, guru bahkan teman sebaya.

Biasanya pada usia remaja akan membentuk kelompok bersama teman-teman sebaya dan mencari pengalaman-pengalaman baru bersama-sama. Kumpul bersama teman sebaya merupakan hal yang mengasyikan karena bisa berbagi rasa “curhat“ , “ ngerumpi “, melakukan tugas / pekerjaan bersama-sama pokoknya saling membantu. Tapi ingat! teman juga dapat memberi pengaruh buruk bagi diri remaja.

Ada beberapa perilaku buruk yang merupakan pengaruh dari teman sebaya, antara lain; ajakan mencoba obat-obatan terlarang, membaca buku-buku porno, menonton film/video/VCD porno, mencoba minuman beralkohol, mencuri, menentang orang tua, mencoba merokok, dll. Oleh karena itu peran lembaga-lembaga resmi seperti puskesmas, sekolah, pesantren dan organisasi-organisasi kepemudaan yang ditugasi untuk menyebarkan pengetahuan harus lebih aktif dalam memberikan bimbingan kepada para remaja.

Sebaiknya remaja pun harus memiliki sikap:
Ø  Jaga diri sendiri dengan penuh tanggung jawab untuk masa depanmu
Ø  Jangan rusak kepercayaan orang tua terhadap dirimu
Ø  Berani menyatakan “tidak” terhadap ajakan teman yang akan merugikan dirimu
Ø  Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupan masa depan, Pilihlah teman yang berahklak baik
Ø  Gunakan masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat
Ø  Jagalah kondisi jasmani dan rohan  dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, berolah raga dan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial.



Penulis : dr. Bina Akura, SpA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar