HARI ANAK NASIONAL 23 JULI 2015 TEMA "ANAK INDONESIA SEHAT,KREATIF DAN BERAKHLAK MULIA"
PUBERTAS
;
Peralihan Anak-anak Menjadi Dewasa
Pubertas merupakan hal yang normal dialami oleh remaja. Pubertas
merupakan tahap penting dalam proses tumbuh kembang anak. Perubahan fisik yang
mencolok terjadi selama proses ini, kemudian diikuti perkembangan ciri-ciri
seksual sekunder, perubahan komposisi tubuh serta perubahan maturasi tulang
yang sepat, diakhiri dengan menutupnya epifisis serta terbentuknya perawakan
akhir dewasa. Perubahan fisik selama pubertas terjadi akibat perubahan hormonal
yang berlangsung saat pubertas. Pubertas merupakan proses biologis kompleks
yang terjadi pada peralihan masa anak-anak dan dewasa yang berlangsung dalam
beberapa tahap dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik, nutrisi,
lingkungan dan sosial ekonomi.
Gejala
pubertas dapat ditinjau secara fisik dan psikis (kejiwaan/emosional)
1.
Pubertas Secara Fisik
Pubertas secara
fisik dapat dilihat dari perubahan tubuh, meliputi perubahan tanda kelamin
primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda
karena pengaruh hormone yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon
androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormone estrogen.
Ciri-ciri
pubertas secara fisik dapat dilihat sebagai berikut;
Laki-laki
|
Perempuan
|
a. Ciri kelamin primer
-
Organ
kelamin telah mampu menghasilkan sperma di dalam testis.
-
Organ
kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki pertama kali mengalami “mimpi
basah” yang mengeluarkan sperma atau air mani.
b. Ciri kelamin sekunder
-
Mulai
tumbuh jakun
-
Tumbuh
kumis atau jenggot
-
Perubahan
suara menjadi lebih besar dan berat
-
Tumbuh
rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin
-
Mulai
tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol
-
Bahu
mulai melebar melebihi bagian pinggul
-
Perubahan
jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori tampak membesar
-
Kadang
diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka
|
a. Ciri kelamin primer
-
Organ
kelamin telah mampu menghasilkan sel telur di dalam indung telur (ovarium).
-
Organ
kelamin mulai berfungsi. Pada perempuan ditandai dengan mengalami menstruasi
pertama kali.
b. Ciri kelamin sekunder
-
Membesarnya
payudara dan puting susu mulai timbul
-
Pinggul
melebar
-
Tumbuh
rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin
-
Suara
lebih nyaring
-
Kadang
diikuti munculnya jerawat di daerah muka
|
2.
Pubertas Secara
Psikis
Selain terjadi
perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan hormonal yang
mempengaruhi kondisi psikologis dan tingkah laku. Adapun ciri pubertas secara
psikis dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Mencari identitas diri
Dalam usaha mencari identitas diri, remaja sering menentang karena dirasa
membelenggu kebebasannya. Meskipun cara berpikirnya belum dewasa namun remaja
tidak mau dikatakan sebagai anak-anak. Remaja sering melakukan hal coba-coba
karena rasa ingin tahu yang besar.
b. Mulai tertarik kepada lawan jenis
Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa. Wajar bila remaja
mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis. Namun demikian pernikahan pada usia
remaja belum diperbolehkan karena secara mental belum siap. Kehamilan pada usia
remaja dapat berpengaruh negative baik pada diri remaja maupun bayi yang ada di
kandungannya.
Untuk mengantisipasi perkembangan
dan pendewasaan dirinya, para remaja seharusnya menerima informasi yang
lengkap, tepat dan tidak menyesatkan sesuai dengan umur dan tumbuh kembangnya.
Remaja perlu mengetahui dengan benar dan dapat memanfaatkan informasi tadi
untuk meningkatkan status kesehatannya dari keluarga, guru bahkan teman sebaya.
Biasanya pada usia remaja akan
membentuk kelompok bersama teman-teman sebaya dan mencari pengalaman-pengalaman
baru bersama-sama. Kumpul bersama teman sebaya merupakan hal yang mengasyikan
karena bisa berbagi rasa “curhat“ , “ ngerumpi “, melakukan tugas / pekerjaan
bersama-sama pokoknya saling membantu. Tapi ingat! teman juga dapat memberi
pengaruh buruk bagi diri remaja.
Ada beberapa perilaku buruk yang
merupakan pengaruh dari teman sebaya, antara lain; ajakan mencoba obat-obatan
terlarang, membaca
buku-buku porno, menonton film/video/VCD porno, mencoba minuman beralkohol, mencuri,
menentang orang tua, mencoba
merokok, dll. Oleh karena itu peran lembaga-lembaga resmi seperti puskesmas,
sekolah, pesantren dan organisasi-organisasi kepemudaan yang ditugasi untuk
menyebarkan pengetahuan harus lebih aktif dalam memberikan bimbingan kepada
para remaja.
Sebaiknya remaja pun harus memiliki sikap:
Ø Jaga
diri sendiri dengan penuh tanggung jawab untuk masa depanmu
Ø Jangan
rusak kepercayaan orang tua terhadap dirimu
Ø Berani
menyatakan “tidak” terhadap ajakan teman yang akan merugikan dirimu
Ø Hindari
perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupan masa depan, Pilihlah teman
yang berahklak baik
Ø Gunakan
masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat
Ø Jagalah
kondisi jasmani dan rohan dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi, berolah raga dan mengikuti kegiatan-kegiatan
keagamaan dan kegiatan sosial.
Penulis : dr. Bina
Akura, SpA