Selasa, 10 Juli 2018

DIFTERI



PENYAKIT DIFTERI
Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun Corynebacterium Diphtheriae.
Lebih sering menyerang anak – anak. Bakteri ini, biasanya menyerang saluran pernafasan, terutama laring, amandel, dan tenggorokan. Tetapi tak jarang toxinnya juga menyerang kulit dan bahkan menyebabkan kerusakan saraf dan jantung.

PENYEBAB
·         Kuman Corynebacterium Diphtheriae.
·         Batang gram positif.
·         Tidak berspora dan kapsul.
·         Infeksi oleh kuman tidak invasive.
·         Mengeluarkan toxin, yaitu exotoxin.
·         Toxin difteri, efek patoligik sakit.
·         Tiga tipe varian, yaitu tipe mitis, tipe intermedius dan tipe gravis.

CARA PENULARAN
·         Sumber manusia sakit atau carier.
·         Kontak mel pernapasan/droplet infection.
·         Benda atau makanan yang terkontaminasi.
·         Masa inkubasi 2 – 5 hari.
·         Masa penularan penderita 2 – 4 minggu sejak masa inkubasi.
·         Masa penularan carier 6 bulan bakteri berkembang biak pada permukaan mukosa mulut atau tenggorokan radang.

CIRI KHAS
1.    Pembengkakan darah tenggorokan.
2.    Radang lokal dimana pembuluh darah melebar.
3.    Terbentuk membran putih keabu – abuan. Membran ini sukar diangkat dan mudah berdarah.
4.    Di bawah membran ini, bersarang kuman difteri dan kuman – kuman ini mengeluarkan exotoxin yang memberikan gejala – gejala miyocarditis.

GEJALA PENYAKIT
1.    Panas lebih dari 38oC.
2.    Ada pseudomembran bisa di pharynx, larynx atau tonsil.
3.    Sakit waktu menelan.
4.    Leher membengkak seperti leher sapi disebabkan karena pembengkakan kelenjar leher.

GEJALA DAN KOMPLIKASI
v  Diawali dengan nyeri tenggorokan ringan dan nyeri menelan.
v  Pada anak tak jarang diikuti demam, mual, muntah, menggigil dan sakit kepala.
v  Pembengkakan kelenjar getah bening di leher sering terjadi.
v  Biasanya bakteri berkembang biak pada atau di sekitar permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan.
v  Bila bakteri sampai ke hidung, hidung akan meler.
v  Peradangan bisa menyebar dari tenggorokan ke pita suara dan menyebabkan pembengkakan sehingga saluran udara menyempit dan terjadi gangguan pernafasan.
v  Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.
v  Ketika telah masuk dalam tubuh, bakteri melepaskan toksin atau racun.
v  Toksin ini akan menyebar melalui darah dan bisa menyebabkan kerusakan jaringan di seluruh tubuh terutama jantung dan saraf.
v  Pada serangan difteri berat akan ditemukan pseudomembran, yaitu lapisan selaput yang terdiri dari sel darah putih yang mati, bakteri dan bahan lainnya, di dekat amandel dan bagian tenggorokan yang lain.
v  Membran ini tidak mudah robek dan berwarna abu – abu.
v  Jika membran dilepaskan secara paksa, maka lapisan lendir di bawahnya akan berdarah.
v  Membran inilah penyebab penyempitan saluran udara atau secara tiba – tiba bisa terlepas dan menyumbat saluran udara sehingga anak mengalami kesulitan bernafas.
v  Berdasarkan gejala dan ditemukannya membran inilah diagnosis ditegakkan.
v  Dilakukan pemeriksaan terhadap lendir di tenggorokan dan dibuat biakan di laboratorium.
v  Untuk melihat kelainan jantung yang terjadi akibat penyakit ini dilakukan pemeriksaan dengan EKG.
v  Komplikasi yang terjadi, antara lain kerusakan jantung yang bisa berlanjut menjadi gagal jantung.
v  Kerusakan sistem saraf berupa kelumpuhan saraf penyebab gerakan tak terkoordinasi.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Ø  Di negara berkembang, difteri acap menjadi penyebab kematian pada anak – anak.
Ø  Beruntungnya, dekade terakhir telah dikembangkan vaksin difteri (DPT) yang menjadi imunisasi wajib pada anak.
Ø  Sayangnya, kekebalan hanya diperoleh selama 10 tahun setelah imunisasi sehingga orang dewasa sebaiknya menjalani vaksinasi booster (DT) setiap 10 tahun sekali.
Ø  Penderita difteri sebaiknya dirawat di RS, di unit perawatan intensif.
Ø  Akan diberi suntikan antitoksin dan mendapatkan pemantauan ketat terhadap sistem pernafasan dan jantung.
Ø  Untuk melenyapkan bakteri, diberikan antibiotik, pemulihan difteri yang berat akan berlangsung perlahan.
Ø  Biasanya anak tidak boleh terlalu banyak bergerak karena kelelahan bisa melukai jantung yang meradang.